assalamualaikum ..

Selasa, 08 Februari 2011

TEORI EMOSI Perasaan paling dasar yang kita alami mencakup bukan hanya motif-motif seperti rasa lapar dan seks tetapi juga emosi seperti kebahagiaan dan kemarahan. Emosi dan motif berhubungan erat. Walaupun mirip, emosi dan motif perlu dibedakan. Salah satu perbedaan yang umum adalah bahwa emosi dipicu dari luar atau dibangkitkan oleh peristiwa eksternal, reaksi emosional ditujukan kepada peristiwa tersebut. Motif dibangkitkan dari dalam/oleh peristiwa internal dan secara alami diarahkan kepada objek tertentu di lingkungan seperti (makanan, air, atau pasangan). 1. Komponen-Komponen Emosi. Daftar komponen emosi mencakup: Respon tubuh Internal, terutama yang melibatkan sistem syaraf otonomik. Misal: Jika marah tubuh Anda kadang-kadang gemetar atau suara Anda menjadi tinggi, walaupun Anda tidak menginginkannya. 2. Keyakinan atau penilaian kognitif, bahwa telah terjadi keadaan positif atau negatif tertentu. Misal: saat mengalami suatu kebahagiaan, seringkali melibatkan tentang alasan kebahagiaan itu. 3. Ekspresi Wajah, Misal: jika Anda merasa muak atau jijik, mungkin Anda mengerutkan dahi, membuka mulut lebar-lebar dan kelopak mata sedikit menutup. 4. Reaksi terhadap Emosi, mencakup reaksi spesifik. Misal: kemarahan menyebabkan agresi. Dasar Fisiologis Jika kita mengalami suatu emosi yang kuat seperti rasa marah atau takut, mungkin kita merasakan sejumlah perubahan pada tubuh. Sebagian besar perubahan fisiologis yang terjadi selama rangsangan emosional terjadi akibat aktivasi cabang simpatik dari sistem syaraf otonomik untuk mempersiapkan tubuh melakukan tindakan darurat. Sistem simpatik bertanggung jawab untuk terjadinya perubahan-perubahan berikut: 1. Tekanan darah dan denyut jantung meningkat. 2. Pernapasan menjadi lebih cepat. 3. Pupil mata mengalami dilatasi. 4. Keringat meningkat sementara sekresi saliva dan mukus menurun. 5. Kadar gula darah meningkat untuk memberikan lebih banyak energi. 6. Darah membeku lebih cepat untuk persiapan kalau-kalau terjadi luka. 7. Mobilitas saluran gastrointestinal menurun, darah dialirkan dari lambung dan usus ke otak dan otot rangka. 8. Rambut dikulit menjadi tegak, menyebabkan “merinding”. Sistem syaraf simpatis mempersiapkan organisme untuk mengeluarkan energi. Saat emosi menghilang, sistem parasimpatik (sistem penghemat energi) mengambil alih dan mengembalikan organisme ke keadaan normalnya. Intensitas Emosi. Para peneliti telah mempelajari kehidupan emosional individu-individu dengan cedera pada medula spinalis. Jika medula spinalis mengalami gangguan atau lesi, sensasi dibawah tempat cedera tidak dapat mencapai otak. Karena sebagian sensasi itu berasal dari sistem syaraf simpatik, cedera menurunkan kontribusi rangsangan otonomik untuk merasakan emosi. Penurunan rangsangan otonomik menyebabkan penurunan intensitas emosi yang dialami » Teori Emosi Dua-Faktor. Teori ini dikemukakan oleh Stanley Schachter dan Jerome Singer (1962) serta dikenal sebagai teori yang berorientasi pada rangsangan. Reaksi fisiologik yang ditimbulkan dapat saja sama (misalnya: hati berdebar, tekanan darah naik, nafas bertambah cepat, adrenalin dialirkan dalam darah dan sebagainya), namun jika rangsangannya menyenangkan, misalnya diterima di perguruan tinggi, maka emosi yang muncul dinamakan senang. Sebaliknya, jika rangsangannya membahayakan, misalnya melihat ular berbisa, maka emosi yang timbul dinamakan takut. Para ahli psikologi melihat teori ini lebih sesuai dengan teori kognisi. » Teori Emergency. Pertama-tama teori ini dikemukakan oleh Walter B. Cannon (1929), dan dikenal dengan nama teori sentral. Sunaryo (2004) mengemukakan bahwa teori ini merupakan lawan dari teori emosi dari James-Lange. Menurut teori ini, gejala kejasmanian merupakan akibat dari emosi yang dialami individu. Misalnya saja, orang marah gejala kejasmaniannya meliputi jantung berdebar, pernapasan cepat, dan mata merah. Teroi ini kemudian diperkuat oleh Philip Bard, sehingga teori ini kemudian lebih dikenal dengan teori Cannon-Bard atau teori “emergency”. Teori ini menyatakan bahwa emosi adalah reaksi yang diberikan organisme dalam situasi darurat (emergency) . Diferensiasi Emosi. Wiliam James menyatakan bahwa persepsi perubahan tubuh adalah pengalaman subjektif dari suatu emosi: (“Kita takut karena kita lari.”; “Kita marah karena kita memukul”). Ahli psikologi Denmark, Carl Lange, sampai pada posisi yang serupa, tapi baginya perubahan tubuh termasuk rangsangan otonomik. Posisi kombinasi mereka disebut teori James-Lange. Teori ini menyatakan: Karena persepsi rangsangan otonomik (dan mungkin perubahan tubuh lain) membentuk pengalaman suatu emosi, dan karena emosi yang berbeda terasa berbeda, pastilah terdapat pola tersendiri aktivitas otonomik untuk tiap emosi. Dengan demikian teori James-Lange menyatakan bahwa rangsangan otonomik mendiferensiasikan emosi. Teori ini mengalami serangan hebat pada tahun 1920-an (terutama bagian teori tentang rangsangan otonomik). Serangan ini dipimpin oleh ahli psikologi Walter Cannon (1927) yang mengajukan tiga kritik utama: 1. Karena organ internal merupakan struktur yang relatif tidak sensitif dan tidak terpasok baik oleh syaraf, perubahan internal terjadi terlalu lambat agar dapat menjadi sumber emosi. 2. Perubahan tubuh yang di induksi secara artifisial berkaitan dengan suatu emosi. Sebagai contoh: injeksi obat seperti epinephrine tidak menghasilkan pengalaman emosi yang sesungguhnya. 3. Pola rangsangan otonomik tampaknya tidak banyak berbeda dari satu keadaan emosional dengan keadaan emosional lain, sebagai contohnya walaupun kemarahan menjadikan jantung kita berdebar lebih cepat, demikian pula jika kita melihat orang yang kita cintai. Argumen ketiga secara eksplisit menyangkal bahwa perangsangan emosional dapat mendiferensiasi emosi. Ahli psikologi telah mencoba menangkis pandangan Cannon ketiga sambil mengembangkan pengukur sub-komponen rangsangan otonomik yang semakin akurat. Akhirnya semua penelitian hanya membuktikan bahwa terdapat suatu perbedaan fisiologis diantara emosi, dan perbedaan tersebut dihayati dan dialami sebagai perbedaan kualitatif antara emosi. Walaupun rangsangan otonomik membantu membedakan beberapa emosi, kecil kemungkinannya ia membedakan semua emosi. Kognisi dan Emosi. Jika kita mengalami suatu peristiwa atau tindakan, kita menginterpretasikan situasi itu berkaitan dengan tujuan pribadi dan kesehatan kita; hasil dari penilaian adalah keyakinan yang positif dan negatif. Interpretasi ini dikenal sebagai penilaian kognitif, yang memiliki dua bagian tersendiri: proses penilaian dan keyakinan yang dihasilkannya. Intensitas dan Diferensiasi Emosi. Penilaian kita terhadap suatu situasi dapat mempengaruhi intensitas pengalaman emosional kita. Penilaian kognitif mungkin juga sangat bertanggung jawab untuk membedakan emosi. Tidak seperti rangsangan otonomik, keyakinan yang terjadi dari penilaian adalah cukup kaya untuk dibedakan dari banyak jenis perasaan dan proses penilaian sendiri mungkin cukup cepat untuk mempengaruhi kecepatan munculnya beberapa emosi. Komponen-komponen rangsangan otonomik dan penilaian kognitif merupakan peristiwa yang sangat kompleks yang melibatkan sub-komponen, dan sub-komponen itu tidak semuanya terjadi pada waktu yang bersamaan. Dimensi-dimensi Emosi. Ahli psikologi telah mengambil pendekatan yang berbeda terhadap masalah dimensi mana dari suatu situasi yang menentukan emosi mana yang akan terjadi. Salah satu pendekatan menganggap bahwa terhadap sekelompok kecil emosi “primer” dan tiap emosi tersebut berhubungan dengan situasi hidup fundamental. Emosi tersebut dapat meliputi rasa takut, marah, gembira, percaya, muak, antisipasi dan terkejut. Pendekatan lain untuk menentukan determinan emosi menekankan proses kognitif. Pendekatan ini memulai dengan sekumpulan primer dimensi situasional yang dialami seseorang. Smith dan Ellsworth menemukan bahwa sekurangnya diperlukan enam dimensi untuk mendeskripsikan 15 emosi yang berbeda (termasuk kemarahan, rasa bersalah dan kesedihan). Dimensi tersebut antara lain: a. Sifat disenangi suatu situasi (menyenangkan atau tidak menyenangkan). b. Upaya yang diperkirakan dilakukan pada situasi. c. Kepastian situasi. d. Perhatian yang akan dilimpahkan pada situasi. e. Pengendalian yang dirasakan seseorang terhadap situasi. f. Pengendalian yang dikaitkan dengan kekuatan bukan manusiawi terhadap situasi. Beberapa Implikasi Klinis. Fakta bahwa penilaian kognitif dapat mendiferensiasikan emosi membantu memahami teka-teki observasi klinis. Klinisi melaporkan bahwa kadang-kadang seorang pasien tampaknya mengalami suatu emosi tetapi tidak menyadarinya. Titik pertemuan lain antara analisis klinis dan riset eksperimental adalah perkembangan emosional. Penelitian klinis menyatakan bahwa sensasi kesenangan dan distres seseorang hanya berubah sedikit saat ia berkembang dari anak-anak menjadi dewasa; tetapi yang berkembang adalah ide tentang sensasi. Terakhir, penelitian mengenai penilaian, cocok dengan fenomena yang dikenal baik, bukan hanya oleh klinisi tetapi juga oleh semua orang. Tingkat mana situasi membangkitkan suatu emosi tergantung pada pengalaman kita sebelumnya. Emosi tanpa Kognisi. Walaupun penilaian kognitif jelas sangat penting untuk mengalami banyak emosi, tetapi tampaknya terdapat kasus emosi dimana tak ada penilaian kognitif yang tampaknya terlibat. Jika seekor tikus menerima kejutan listrik untuk pertama kalinya. Misal: mungkin ia hanya sedikit memikirkannya, dan reaksi emosionalnya sama sekali tidak memiliki aktivitas kognitif. Terdapat dua jenis pengalaman emosional: yang berdasarkan pada penilaian kognitif dan yang mendahului kognisi. Walaupun kita dapat memiliki pengalaman emosional tanpa penilaian kognitif. Pengalaman tersebut mungkin terbatas pada perasaan positif atau negatif yang tidak terdeferensiasi. Ekspresi dan Emosi. Ekspresi wajah yang menyertai emosi jelas berfungsi mengkomunikasikan emosi tersebut. Penelitian belum lama ini menyatakan bahwa selain fungsi komunikatifnya, ekspresi emosi berperan pada pengalaman subjektif emosi, sama seperti rangsangan dan penilaian. Komunikasi Ekspresi Emosi. Ekspresi wajah tertentu tampaknya memiliki makna universal, tanpa memandang kultur tempat individu tersebut dibesarkan. Misal: Ekspresi universal dari kemarahan adalah wajah memerah, kening berkerut, lubang hidung membesar, rahang mengatup dan gigi diperlihatkan. Jadi disamping ekspresi dasar emosi yang tampaknya universal, terdapat bentuk ekspresi yang konvensional, sejenis bahasa emosi yang dikenali oleh orang lain di dalam suatu kultur. Lokalisasi Otak. Ekspresi emosional yang universal sangat spesifik: otot tertentu digunakan untuk mengekspresikan emosi tertentu. Kombinasi universalitas dan spesifitas ini menyatakan bahwa sistem neurologis khusus mungkin telah berkembang pada manusia untuk menginterpretasikan ekspresi emosional primitif. Bukti terakhir menyatakan bahwa memang terdapat sistem seperti itu, dan terletak di hemisfer serebral kanan. Hipotesis Umpan Balik Wajah. Ide bahwa ekspresi wajah, selain fungsi komunikatifnya, juga berperan dalam pengalaman emosi kita kadang-kadang dinamakan hipotesis umpan balik wajah. Menurut hipotesis, sama seperti kita menerima umpan balik tentang (atau menghayati) rangsangan otonomik kita, kita juga menerima umpan balik tentang ekspresi wajah kita, dan umpan balik ini bergabung dengan komponen emosi lainnya untuk menghasilkan pengalaman yang lebih kuat. Aliran Darah dan Temperatur Otak. Kontraksi otot wajah tertentu dapat mempengaruhi aliran darah di pembuluh darah sekitarnya. Hal ini selanjutnya mempengaruhi aliran darah selebral yang dapat menentukan temperatur otak, yang selanjutnya memfasilitasi dan menginhibisi pelepasan berbagai neurotransmiter dan neurotransmiter ini mungkin mungkin merupakan bagian dari aktivitas kortikal yang mendasari emosi. Sebagai contohnya: jika tersenyum, konfigurasi otot-otot wajah mungkin menyebabkan penurunan temperatur di daerah otak dimana dilepaskan neurotransmiter serotonin. Perubahan temperatur ini mungkin menghambat pelepasan neurotransmiter yang menyebabkan suatu perasaan positif. Dengan demikian jalur kritis pindah dari ekspresi wajah ke aliran darah ke temperatur otak ke ekspresi emosi. Reaksi emosi Ahmdi dan Umar (2004) menyatakan reaksi emosi merupakan gejala jiwa yang kompleks, mempunyai bentuk dan variasi bermacam-macam. Diantara beberapa reaksi emosional tersebut adalah sebagai berikut: » Terkejut, yaitu suatu rekasi yang terjadi secara tiba-tiba karena adanya hal-hal yang tidak disangka sebelumnya. » Sedih, yaitu kekosongan jiwa merasa kehilangan sesuatu yang dihargai. » Gembira, ialah rasa positif terhadap sesuatu yang dihadapi. » Takut, merupakan perasaan lemah atau tidak berani menghadapi suatu keadaan. » Gelisah, yaitu semacam perasaan takut namun dalam taraf yang ringan. Kegelisahan merupakan suasana jiwa yang berhubungan dengan sesuatu yang belum diketahui kepastiannya, ketidak-tentuan mengenai suatu hak, ketidak-tegasan dan sebagainya. » Khawatir, yakni merasa tidak berdaya, sesuatu dipandang lebih berkuasa dan disertai perasaan terancam. » Marah, reaksi terhadap suatu rintangan yang menyebabkan gagalnya suatu usaha. » Heran, yaitu suatu reaksi terhadap suatu objek yang belum pernah dipahami. » Giris, yakni perasaan yang timbul pada seseorang apabila tidak terdapat lagi keseimbangan antara dirinya dengan lingkungan. Penderita tidak sanggup lagi mengahadapi kehidupan. Perasaan ini mempengaruhi kehidupan penderita, oleh karena itu perasaan tersebut dapat timbul setiap saat. PERKEMBANGN DAN PENGARUH EMOSI BAGI PRILAKU Pengaruh Emosi Dibawah ini adalah beberapa contoh tentang pengaruh emosi terhadap perilaku afektif anak di antaranya sebagai berikut: a. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah dicapai. b. Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa (frustasi) c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup (nervous) dan gagap dalam berbicara. d. Terganggu penyesuaian social, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati. e. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengarui sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. (Yusuf, 2004 : 115). Sedangkan dari perkembangan emosi yang dilihat dari segi umur itu yaitu : Awal emosi (0 - 15 bulan) - Emosi asas (positif dan negatif) berkembang secara 'gradual' terutama dalam tempoh enam bulan pertama dan selalunya ditonjolkan menerusi memek muka dan 'eye contact': Gembira/seronok - senyum, pipi terangkat, mata berbentuk bulan sabit. Contoh; bila diagah. Terkejut - angkat kening, mulut terbuka luas, bulatkan mata. Contoh; berhenti menangis bila dengar bunyi muzik atau suara jeritan Minat - merenung, mengerutkan kening dan bibir. Contoh; merenung wajah ibu, melihat persekitaran. Marah - mengerut dan memasamkan muka, kening turun naik, mata tajam. Contoh; 'mengamuk' bila mengantuk atau lapar, bila objek dirampas daripada tangan. Sedih - muka masam dan layu, dagu tertolak ke hadapan. Contoh; ditinggalkan ibu. Geli - berkerut kening, jelir lidah. Contoh; menolak jenis makanan tertentu, menangis bila buang air. Bayi antara 3-8 minggu sudah boleh tersenyum (perkembangan awal emosi positif). - Bayi 12-20 minggu akan senyum pada wajah dan suara yang dikenali, senyum bila merasakan persekitaran dikuasai, mula ketawa. -Enam bulan pertama bayi masih belum mempunyai rasa sayang/kasih pada sesuatu atau seseorang. Perasaan kasih mula terbentuk ketika usia antara 7-9 bulan; melalui hubungan ikatan kasih sayang, sentuhan, belaian dengan orang yang paling hampir seperti ibu dan bapak. Menunjukkan rasa tidak senang/takut dengan kehadiran 'orang asing'. Anak tatih (16-36 bulan) Emosi turun naik seperti 'roller coaster' Usia 2 tahun; sudah tahu menunjukkan emosi dan emosi yang ditunjukkan memang disengajakan (tidak ragu-ragu untuk melakukannya) Mahu bebas tetapi tidak mahu ditinggalkan bersendirian; rasa diri 'sudah besar' tetapi mahu dibelai. 'Reject syndrome'; dalaman kanak-kanak bukan 'menentang' ibu bapa. Temper tantrum'; tidak mampu meluahkan perasaan sepenuhnya dalam bentuk perkataan/verbal. Berbagai bentuk perasaan takut; bunyi bising, suara binatang, bilik gelap, 'hilang' ibu bapa, perubahan persekitaran dan sebagainya (takut pada apa saja yang dianggap bahaya). Anak prasekolah (3-6 tahun) Usia 3-4 tahun sudah boleh memahami perkaitan antara emosi dan persekitaran (sebab yang mempengaruhi emosi). Mula belajar mengawal emosi yang turun naik. Pemahaman terhadap emosi orang lain terbatas hanya kepada emosi yang ditunjukkan melalui memek muka. Perasaan takut yang terbentuk berkait dengan imaginasi dan khayalan beserta perkembangan daya kreativiti dan pemikiran abstrak. Contoh; takut hantu atau takut jatuh. Lebih berdikari, kurang 'physical contact' dengan ibu bapa. Lebih banyak bercakap untuk mencurah perasaan/menangani perasaan. Usia pertengahan (7-14 tahun) Sudah pandai menyembunyikan emosi yang negatif dengan berpura-pura menunjukkan keseronokan. Sudah mula memahami dan menghurai emosi yang kompleks; perasaan malu, rasa bersalah, rasa bangga dan cemburu. Perasaan takut mula berkembang kepada yang lebih realistik; takut sekolah, takut berkomunikasi, takut kejadian jenayah. Mau disayangi tetapi bukan ditonjolkan depan ramai. Amat memerlukan bantuan mengenalpasti emosi marah agar tidak 'out of control'; belajar mengawal perasaan. Perlu perhatian dan dorongan mengatasi rasa takut.

Rangsangan dan Emosi Emosi adalah istilah yang digunakan untuk keadaan mental dan fisiologis yang berhubungan dengan beragam perasaan, pikiran, dan perilaku. Emosi adalah pengalaman yang bersifat subyektif, atau dialami berdasarkan sudut pandang individu. Emosi berhubungan dengan konsep psikologi lain seperti suasana hati, temprament, dan kepribadian. Perbuatan manusia pada keadaan-keadaan tertentu akan lebih banyak diwarnai oleh emosi daripada pertimbangan-pertimbangan akalnya. Emosi akan timbul oleh karena adanya persepsi terhadap kejadian. Dalam hal ini perasan dan kesadaran akan terlihat di dalamnya, bersamaan dengan terjadinya perubahan-perubahan fisiologis. Emosi dapat pula diartikan sebagai suatu keadaan dimana keadaan fisiologis dan psikologis tidak dalam keseimbangan. Dalam hal ini organisme manusia berusaha mencari keseimbangan sehingga akan menyebabkan respon psikologis yang disertai dengan timbulnya suatu perasaan suatu perasaan yang sama-sama menggerakkan mekanisme-mekanisme untuk menyiapkan bagi terlaksanakannya gerak-gerak yang penuh tenaga ataupun mengakibatkan dicapainya keseimbangan kembali. Maka dari itu tidak mengherankan kalau pada keadaan-keadaan tertentu di mana terjadi susatu rangsangan yang cukup kuat untuk menimbulkan keadaan-keadaan dimana emosi dapat merangsang bekerjanya perasaan dan organ-organ pembangkit tenaga cadangan, akan terjadilah suatu tenaga gerak yang mengagumkan. Sifat dan Fungsi Emosi Menurut beberapa ahli sifat dan fungsi emosi antara lain dijalankan sebagai berikut: a) Emosi memegang peran penting bagi kehidupan sehat,ekspresi diri, kepemimpinan dan perkambangan nilai-nilai. b) Emosi memperkaya dan mengisi arti kehidupan bagi individu.Tetapi kalau emosi terlalu menguasai individu akan berakibat tampaknya tingkah laku yang irrasional yang akan menyebabkan penganalisaan yang tidak teliti. c) Emosi mempengaruhi cara kerja kelenjar-kelenjar yang akibatnya seluruh pribadi dapat terpengaruhbaik yang menyangkut cara-cara berfikir, bertindak dalam mengambil keputusan,dan juga sikap mental. d) Emosi dapat dirasakan tanpa diketahui dimana tempatnya. Kalau kita pelajari fungsi dan sifat emosi tersebut dia atas, maka tidak mengherankan kalau tindakan seseorang itu juga diwarnai oleh emosi disamping oleh pertimbangan-pertimbanagan pikir dan akalnya.Yang menjadi persoalan sekarang adalah sampai berapa jauh emosi itu dapat memberikan pengaruh-pengaruh yang positif dan sampai berapa jauh emosi itu dapat memberikan pengaruh-pengaruh yang negatif. Hal ini sangat bergantung pada pribadi dan pengalaman-pengalaman seseorang. Pengalaman akan banyak mempengaruhi perkembangan emosi baik yang bersifat memupuk, menghambat, atau mematikan. Semakin banyak penglaman seseorang didasari oleh kemauan untuk mempelajari pengalaman-pengalaman yang dialami, jelas akan memberikan pengaruh-pengaruh yang positif terhadap tindakan-tindakan berikutnya, mereaka akan lebih mampu mengendalikan emosi dalam batas-batas yang diinginkan. Mereka akan dapat memanfaatkan dorongan emosi tanpa mengganggu pelaksanaan suatu tindakan.Begitu pula dalam dunia olahraga, pengendalian emosi sangat menentukan dalam pencapaian prestasi. Di dalam dunia olahraga cukup banyak ranngsangan-rangsangan yang dapat memacu perkembangan emosi. Syarat mutlak tergeraknya emosi adalah adanya rangsangan. Sedangkan rangsangan-rangsangan dapat menimbulkan emosi kalau rangsangan-rangsangan dapat menggerakkan dorongan-dorongan individu. Berapa jauh efek rangsangan –rangsangan tersebut terhadap emosi sangat bergantung pada sifat dan temprament serta keadaan individu itu sendiri, disamping juga bergantung pada keteraturan dan kekuatan rangsang yang memacu emosi tersebut. Pengertian dan pengalaman terhadap situasi sesaat ikut menentukan pula. Di dalam kegiatan-kegiatan olahraga, pengalaman bertanding sangat menentukan bagi perkembangan emosi. Dengan bertanding para olahragawan selalu mendapat rangsangan-rangsangan emosi yang beraneka ragam, baik yang datang dari penonton, lawan bertanding ataupun wasit, dan sebagainya. Kadang-kadang rangsangan-rangsangan ini terlalu kuat bagi seorang olahragawan tetapi begitu lemah bagi olahragawan yang lain. Adalah paling baik apabila rangsangan tersebut dapat merangsang emosi setinggi-tingginya tanpa menimbulkan gejala-gejala over stimulus, sehingga olahragawan tersebut dapat bertindak dengan semangat yang tinggi tanpa kehilangan pertimbangan pikir dan akalnya. Hal inilah yang harus dapat diusahakan oleh seorang pelatih meskipun agak sulit. Kepekaan emosi tidaklah sama, Setiap olahragawan memiliki kepekaan emosi yang berbeda-beda bergantung pada kekayaan pengalaman, pengertian, pengetahuan terhadap situasi sesaat dan masih banyak lagi hal-hal yang ikut mempengaruhinya. Efek sorakan penonton yang bernada mengejek akan memberikan pengaruh psikologis yang berbeda-beda pada seorang olahragawan. Pada waktu masih dalam keadaan segar dan angka-angka masih mengungguli lawan mungkin konsentrasinya tidak terlalu terganggu, tetapi akan lain halnya kalau olahrgawan tadi sudah lelah, dalam keadaan sakit ditambah angka lawan sudah diatasnya. Dalam situasi demikian, dia tidak dapat lagi bertahan seperti pada kondisi awal. Mungkin ia akan mudah tersinggung, marah-marah, kesal, dan tidak bisa berfikir lagi dengan tenang. Akhirnya tindakan-tindakannya didominasi oleh emosi kemarahannya daripada oleh pertimbagan-pertimbangan akalnya.

PROSES SENSORI DAN PERSEPSI • Pengertian Proses Sensori Sel saraf Sel saraf Sel saraf atau neuron berfungsi mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Jutaan sel saraf ini membentuk suatu sistem saraf. Struktur Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit). Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek. Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls. Kelompok Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi). 1. Sel saraf sensorik Fungsi sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet). 2. Sel saraf motorik Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang. 3. Sel saraf intermediet Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf. • Pengertian Persepsi Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Perilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri. Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi bisa terletak dalam diri pembentuk persepsi, dalam diri objek atau target yang diartikan, atau dalam konteks situasi di mana persepsi tersebut dibuat. a.Asumsi Yang Didasarkan Pada Pengalaman Masa Lalu dan Persepsi Persepsi yang dipengaruhi oleh asumsi – asumsi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu dikemukakan oleh sekelompok peneliti yang berasal dari Universitas Princenton seperti Adelbert Ames, Jr, Hadley Cantril, Edward Engels, William H. Ittelson dan Adelbert Amer, Jr. Mereka mengemukakan konsep yang disebut dengan pandangan transaksional (transactional view). Konsep ini pada dasarnya menjelaskan bahwa pengamat dan dunia sekitar merupakan partisipan aktif dalam tindakan persepsi. Para pemikir transaksional telah mengembangkan sejumlah bukti yang meyakinkan bahwa persepsi didasarkan pada asumsi. Salah satu yang paling menonjol, yang ditemukan oleh Adelbert Amer, Jr., disebut monocular distorted room. “Ruangan dibangun sedemikian rupa sehingga dinding belakang berbentuk trapesium, dimana jarak vertikal ke atas dan ke bawah pada sisi kiri dinding lebih panjang daripada jarak vertikal ke atas dan ke bawah pada sisi kanan dinding. Dinding belakang terletak pada suatu sudut, sehingga sisi kiri terlihat lebih jauh ke belakang dari pada sisi kanan. Jika seorang pengamat berdiri di depan ruangan dan mengamati melalui sebuah lubang kecil, maka ruangan akan terlihat seperti sebuah ruangan yang benar – benar membentuk empat persegi panjang. Jika dua orang berjalan melalui ruangan dan berdiri pada sudut belakang, maka sesuatu yang menarik akan terjadi. Bagi si pengamat yang melihat melalui sebuah lubang, salah satu orang yang berada di sisi kanan akan terlihat sangat besar karena orang ini berada lebih dekat dengan si pengamat dan memenuhi keseluruhan ruangan antara lantai dan langit – langit. Sedangkan orang yang berada di sisi kiri akan terlihat sangat kecil karena berada jauh dari si pengamat. Ilusi ini terjadi karena pikiran si pengamat mengasumsikan bahwa dinding belakang parallel dengan dinding depan ruangan. Asumsi ini berdasarkan pengalaman terdahulu yang menggunakan ruangan – ruangan lain yang mirip. Ilusi ini akan semakin kuat apabila dua orang yang berada di sudut yang berbeda tersebut saling bertukar tempat, maka salah satu akan terlihat lebih besar dan yang satunya lagi terlihat lebih kecil tepat di depan mata si pengamat ”(www.Britannica.com). Teori persepsi hubungan Teori hubungan adalah usaha ketika individu-individu mengamati perilaku untuk menentukan apakah hal ini disebabkan secara internal atau eksternal. Jalan pintas dalam menilai Persepsi selektif persepsi selektif adalah menginterpretasikan secara selektif apa yang dilihat seseorang berdasarkan minat, latar belakang, pengalaman, dan sikap seseorang. Efek halo iPod, salah satu contoh efek halo. Produk ini memberikan persepsi terhadap produk apple lainnya Efek halo adalah membuat sebuah gambaran umum tentang seorang individu berdasarkan sebuah karakteristik. Ketika membuat sebuah kesan umum tentang seorang individu berdasarkan sebuah karakteristik, seperti kepandaian, keramahan, atau penampilan, efek halo sedang bekerja. Kenyataan akan efek halo diperkuat dalam sebuah penelitian, yaitu saat para pelaku diberi daftar sifat seperti pandai, mahir, praktis, rajin, tekun, dan ramah, kemudian diminta untuk mengevaluasi individu dengan sifat-sifat tersebut diberlakukan. Ketika sifat-sifat itu digunakan, individu tersebut dinilai bijaksana, humoris, populer, dan imajinatif. Ketika daftar yang sama dimodifikasi diperoleh serangkaian persepsi yang sama sekali berbeda. Pembedaan dengan sensasi Istilah persepsi sering dikacaukan dengan sensasi. Sensasi hanya berupa kesan sesaat, saat stimulus baru diterima otak dan belum diorganisasikan dengan stimulus lainnya dan ingatan-ingatan yang berhubungan dengan stimulus tersebut. Misalnya meja yang terasa kasar, yang berarti sebuah sensasi dari rabaan terhadap meja. Sebaliknya persepsi memiliki contoh meja yang tidak enak dipakai menulis, saat otak mendapat stimulus rabaan meja yang kasar, penglihatan atas meja yang banyak coretan, dan kenangan di masa lalu saat memakai meja yang mirip lalu tulisan menjadi jelek. Jenis-jenis persepsi Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis Persepsi visual Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari. Persepsi auditori Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga. [sunting] Persepsi perabaan Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit. [sunting] Persepsi penciuman Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung. [sunting] Persepsi pengecapan Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah. • Definisi Persepsi Banyak ahli yang mencoba membuat definisi dari ‘persepsi’. Beberapa di antaranya adalah: 1. Persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan di sekitarnya (Bimo Walgito). 2. Persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu (Davidoff). 3. Persepsi ialah interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan individu (Bower). 4. Persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu (Gibson). 5. Persepsi juga mencakup konteks kehidupan sosial, sehingga dikenallah persepsi sosial. Persepsi social merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang yang bertujuan untuk mengetahui, menginterpretasi, dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, baik mengenai sifatnya, kualitasnya, ataupun keadaan lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai orang lain sebagai objek persepsi tersebut (Lindzey & Aronson). 6. Persepsi merupakan proses pemberian arti terhadaplingkungan oleh seorang individu (Krech). 7. Persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya. Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya (Wolberg, 1967). Adanya perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu obyek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan membenci obyek tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh persepsinya. Persepsi pada hakikatnya adalah merupakan proses penilaian seseorang terhadap obyek tertentu. Menurut Young (1956) persepsi merupakan aktivitas mengindera, mengintegrasikan dan memberikan penilaian pada obyek-obyek fisik maupun obyek sosial, dan penginderaan tersebut tergantung pada stimulus fisik dan stimulus sosial yang ada di lingkungannya. Sensasi-sensasi dari lingkungan akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya baik hal itu berupa harapan-harapan,nilai-nilai, sikap, ingatan dan lain-lain. Branca (1965) mengemukakan: Perceptions are orientative reactions to stimuli. They have in past been determined by the past history and the present attitude of the perceiver. Sedangkan menurut Wagito (1981) menyatakan bahwa persepsi merupakan proses psikologis dan hasil dari penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses berpikir. Di dalam proses persepsi individu dituntut untuk memberikan penilaian terhadap suatu obyek yang dapat bersifat positif/negatif, senang atau tidak senang dan sebagainya. Dengan adanya persepsi maka akan terbentuk sikap, yaitu suatu kecenderungan yang stabil untuk berlaku atau bertindak secara tertentu di dalam situasi yang tertentu pula (Polak, 1976). Dalam hal ini Crow (1972) menyatakan persepsi sebagai berikut: A percept is an organized totality rather than the sum total of individual sensory experinces. In perception, an individual first gains a general impression of the outline of on ogject or situation, (which is) the percepts quality of organized totality. Sementara itu Branca (1965) mengemukakan persepsi sebagai berikut: Perceptions are sensations with the adition of same sort of interpretation or indication of the sensation or the stimulus source of the sensation. The interpretation of the identification is the product past learning. Dengan demikian persepsi merupakan suatu fungsi biologis (melalui organ-organ sensoris) yang memungkinkan individu menerima dan mengolah informasi dari lingkungan dan mengadakan perubahan-perubahan di lingkungannya. (Eytonck, 1972). Istilah persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan dari sumber lain (yang dipersepsi). Melalui persepsi kita dapat mengenali dunia sekitar kita, yaitu seluruh dunia yang terdiri dari benda serta manusia dengan segala kejadian-kejadiannya. (Meider, 1958). Dengan persepsi kita dapat berinteraksi dengan dunia sekeliling kita, khususnya antar manusia. Dalam kehidupan sosial di kelas tidak lepas dari interaksi antara mahasiswa dengan mahasiswa, antara mahasiswa dengan dosen. Adanya interaksi antar komponen yang ada di dalam kelas menjadikan masing-masing komponen (mahasiswa dan dosen) akan saling memberikan tanggapan, penilaian dan persepsinya. Adanya persepsi ini adalah penting agar dapat menumbuhkan komunikasi aktif, sehingga dapat meningkatkan kapasitas belajar di kelas. Persepsi adalah suatu proses yang kompleks dimana kita menerima dan menyadap informasi dari lingkungan (Fleming & Levie, 1978). Persepsi juga merupakan proses psikologis sebagai hasil penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses berpikir. Persepsi seseorang akan mempengaruhi proses belajar (minat) dan mendorong mahasiswa untuk melaksanakan sesuatu (motivasi) belajar. Oleh karena itu menurut Walgito (1981), persepsi merupakan kesan yang pertama untuk mencapai suatu keberhasilan. Persepsi seseorang dalam menangkap informasi dan peristiwa-peristiwa menurut Muhyadi (1989) dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: 1) orang yang membentuk persepsi itu sendiri, khususnya kondisi intern (kebutuhan, kelelahan, sikap, minat, motivasi, harapan, pengalaman masa lalu dan kepribadian), 2) stimulus yang berupa obyek maupun peristiwa tertentu (benda, orang, proses dan lain-lain), 3) stimulus dimana pembentukan persepsi itu terjadi baik tempat, waktu, suasana (sedih, gembira dan lain-lain). Persepsi Persepsi [perception] merupakan konsep yang sangat penting dalam psikologi, kalau bukan dikatakan yang paling penting. Melalui persepsilah manusia memandang dunianya. Apakah dunia terlihat “berwarna” cerah, pucat, atau hitam, semuanya adalah persepsi manusia yang bersangkutan. Persepsi harus dibedakan dengan sensasi [sensation]. Yang terakhir ini merupakan fungsi fisiologis, dan lebih banyak tergantung pada kematangan dan berfungsinya organ-organ sensoris. Sensasi meliputi fungsi visual, audio, penciuman dan pengecapan, serta perabaan, keseimbangan dan kendali gerak. Kesemuanya inilah yang sering disebut indera. Jadi dapat dikatakan bahwa sensasi adalah proses manusia dalam dalam menerima informasi sensoris [energi fisik dari lingkungan] melalui penginderaan dan menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal-sinyal “neural” yang bermakna. Misalnya, ketika seseorang melihat (menggunakan indera visual, yaitu mata) sebuah benda berwarna merah, maka ada gelombang cahaya dari benda itu yang ditangkap oleh organ mata, lalu diproses dan ditransformasikan menjadi sinyal-sinyal di otak, yang kemudian diinterpretasikan sebagai “warna merah”. Berbeda dengan sensasi, persepsi merupakan sebuah proses yang aktif dari manusia dalam memilah, mengelompokkan, serta memberikan makna pada informasi yang diterimanya. Benda berwarna merah akan memberikan sensasi warna merah, tapi orang tertentu akan merasa bersemangat ketika melihat warna merah itu, misalnya. Contoh klasik dari fungsi persepsi ini tampak pada gambar berikut ini. Coba perhatikan baik-baik, gambar siapa yang Anda lihat? Contoh klasik ini menggambarkan the power of perception. Gambar ini adalah sebuah stimulus sederhana yang hanya menyangkut satu sensasi yaitu visual, dan cukup untuk menghasilkan persepsi yang berbeda. Bayangkan dalam kehidupan sehari-hari, ada begitu banyak pengalaman perseptual yang sangat mungkin menimbulkan persepsi yang berbeda. Lihat selanjutnya [sebaiknya dilihat berurutan]: • Prinsip utama dalam persepsi, yaitu figure and ground; • Prinsip pengorganisasian, yaitu proximity, similarity, dan continuity; • Faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi persepsi. • Persepsi Sensorik Setiap individu memahami berbagai pengalaman melalui panca indra atau dalam terminologi NLP dikenal sebagai VAKOG (Visual, Auditory, Kinesthetic, Olfactory dan Gustatory). Setelah berusia dua belas tahun, umumnya individu memiliki preferensi dari kelima jalur informasi tersebut, umumnya di antara tiga jalur berikut; Visual, Auditory atau Kinesthetic. Pemilihan jalur tersebut juga tergantung pada material yang dipelajari individu. Seorang musisi lebih cenderung menggunakan jalur pendengaran dibandingkan dua jalur yang lain. Pemahaman akan hal ini sangat penting dimiliki oleh para pendidik karena menentukan efektifitas proses pembelajaran.Otak manusia juga menggunakan metode kerja dari kelima jalur informasi tersebut dalam memproses dan mengambil kembali berbagai informasi yang telah dipelajari. Individu umumnya mampu memvisualisasikan, berbicara dengan dirinya sendiri, merasakan (secara fisik atau emosional), membedakan berbagai rasa, membedakan berbagai aroma dan masih banyak lagi. Setiap individu memiliki preferensi yang berbeda saat memproses informasi dan menindaklanjuti hasil pemikirannya dalam bentuk tindakan atau eksperesi. Perbedaan ini dapat dengan jelas anda perhatikan salah satunya melalui bahasa sensorik (sensory language) yang digunakan, seperti; "Masalah itu terasa seperti beban yang sangat berat di pundak saya." (Kinesthetic) "Dapatkah anda membayangkan apa yang sedang saya bicarakan?" (Visual) "Hal tersebut terdengar tidak asing bagi saya." (Auditory)Ketika individu menyelaraskan bahasa sensorik yang digunakan dengan lawan bicaranya, individu tersebut segera mendapatkan komunikasi yang efektif.Gerakan bola mata juga mengindikasikan mekanisme yang sedang terjadi di pikiran individu. Berikut gerakan bola mata dan proses internal yang terjadi di pikiran: Gerakan Bola MataProses Internal Atas kananMembayangkan suatu gambar Atas kiriMengingat suatu gambar Datar kananMembayangkan suatu suara Datar kiriMengingat suatu suara Bawah kananMerasakan suatu rasa Bawah kiriDialog internal Presuposisi NLP memberikan seperangkat presuposisi bagi individu agar dapat berfungsi secara "normal". Individu tidak perlu meyakini setiap presuposisi ini, namun individu menjadi lebih efektif jika mengaplikasikannya seolah semua presuposisi berikut benar. Tubuh dan pikiran terhubung satu sama lain Proses berpikir dapat mempengaruhi kondisi fisik. Demikian pula sebaliknya, kondisi fisik dapat mempengaruhi cara berpikir. Peta bukanlah "area" sebenarnya Setiap individu memiliki model dunia di dalam pikirannya. Namun tidak satupun dari berbagai model tersebut yang benar-benar akurat dalam merepresentasikan area yang sebenarnya. Peta dapat menjadi "area" Ketika individu benar-benar menyakini model dunia di pikirannya, segera model tersebut berubah menjadi kenyataan bagi dirinya. Berbagai sumber daya dan batasan yang ada pada model tersebut, segera menjadi nyata baginya. Komunikasi dapat terjadi pada kondisi sadar dan kondisi bawah sadar Komunikasi sadar terjadi misalnya saat berbicara dengan lawan bicara, sementara komunikasi bawah sadar terjadi misalnya saat individu terbangun dari tidur dan segera mendapati jawaban atas masalah yang sedang dihadapi. Komunikasi dapat dilakukan secara verbal dan non-verbal Bahkan sebenarnya komunikasi non-verbal lebih menentukan efektifitas suatu komunikasi dibandingkan komunikasi verbal. Semua hal yang dilakukan individu memiliki maksud positif Setiap hal yang dilakukan memiliki sedikitnya satu nilai positif/kegunaan (walaupun di mata orang lain hal ini tidak selalu positif) Tidak ada kegagalan, yang ada hanya umpan balik Setiap tindakan individu pasti mendatangkan hasil. Apakah hasilnya sesuai dengan harapannya atau tidak, tetap membawa pesan bagi individu tersebut. Arti suatu komunikasi yang sebenarnya adalah respon yang didapatkan Hal ini berarti apa pun maksud yang ingin disampaikan, respon yang individu dapat menyiratkan arti sebenarnya dari komunikasi yang anda lakukan. Empat Pilar Utama NLP NLP memiliki empat pilar utama. Adapun keempat pilar tersebut adalah:Hasil (Outcome)Sebelum memulai suatu komunikasi, terlebih dahulu individu perlu mengenali hasil akhir yang diinginkan. Pemahaman sepenuhnya atas hasil yang ingin didapatkan sangat membantu proses pencapaian. Ketika individu benar-benar memahami hasil akhir dari komunikasi yang dilakukan, maka dirinya dapat dengan mudah mengarahkan seluruh komunikasi ke hasil akhir tersebut. Selain itu, pemahaman individu atas hasil akhir juga membantu dalam mengidentifikasi efektifitas suatu komunikasi, apakah semakin mendekatkan atau menjauhkan dari hasil yang diinginkan. • NLP Neuro-Linguistic Programming (NLP) adalah model komunikasi interpersonal dan merupakan pendekatan alternatif terhadap psikoterapi yang didasarkan kepada pembelajaran subyektif mengenai bahasa, komunikasi, dan perubahan personal. NLP dikembangkan dari hasil jerih payah beberapa orang. Diawali oleh Richard Bandler dan John Grinder, Beberapa orang yang menjadi catatan pengembangan NLP adalah David Gordon, Leslie Cameron-Bandler, Steve and Connirae Andreas, Robert Dilts, dan masih banyak lagi. Studi mereka dimulai pada awal tahun 1970 dan sampai sekarang masih terus berlanjut dengan banyak perkembangan. Dengan teknik NLP membuat para terapis jauh lebih efektif membantu kliennya dalam melakukan perubahan yang ada dalam dirinya. Semula pembahasan lebih terpusat pada berbagai "hal beda yang dapat membuat perbedaan" antara individu "unggul" dengan individu "rata-rata". Guna memahami lebih lanjut akan perbedaan tersebut, mereka melakukan serangkaian pemodelan pada berbagai aspek dari individu "unggul", seperti berbagai prilaku dalam menerima serta menyikapi lingkungan sekitar. Hal itu berujung pada pemahaman mengenai mekanisme kerja pikiran. Sehingga NLP berisikan berbagai presuposisi mengenai mekanisme kerja pikiran dan berbagai cara individu dalam berinteraksi dengan lingkungan dan antar sesamanya, disertai dengan seperangkat metode untuk melakukan perubahan. Secara semantik, Neuro dapat diartikan sebagai berbagai mekanisme yang dilakukan individu dalam menginterpretasikan informasi yang didapat melalui panca indra dan berbagai mekanisme pemprosesan selanjutnya di pikiran. Linguistic ditujukan untuk menjelaskan pengaruh bahasa yang digunakan pada diri maupun pada individu lain yang kemudian membentuk pengalaman individu akan lingkungan. Programming dapat diartikan sebagai berbagai mekanisme yang dapat dilakukan untuk melatih diri seorang individu (dan individu lain) dalam berpikir, bertindak dan berbicara dengan cara baru yang lebih positif. Walaupun pikiran individu telah memiliki program "alaminya", yang didapat baik melalui pewarisan secara genetis maupun melalui berbagai pengalaman, individu tetap dapat melakukan peprograman ulang sehingga dapat bertindak lebih efektif. NLP semula dikembangkan sebagai salah satu perangkat psychotherapeutic. Namun kemudian memperoleh kredibilitas ketika diaplikasikan pada berbagai bidang, seperti bisnis, komunikasi dan lainnya. NLP juga sangat bermanfaat ketika digunakan pada pengembangan pribadi maupun pada proses belajar dan mengajar yang efektif. •  Persepsi Sensorik Setiap individu memahami berbagai pengalaman melalui panca indra atau dalam terminologi NLP dikenal sebagai VAKOG (Visual, Auditory, Kinesthetic, Olfactory dan Gustatory). Setelah berusia dua belas tahun, umumnya individu memiliki preferensi dari kelima jalur informasi tersebut, umumnya di antara tiga jalur berikut; Visual, Auditory atau Kinesthetic. Pemilihan jalur tersebut juga tergantung pada material yang dipelajari individu. Seorang musisi lebih cenderung menggunakan jalur pendengaran dibandingkan dua jalur yang lain. Pemahaman akan hal ini sangat penting dimiliki oleh para pendidik karena menentukan efektifitas proses pembelajaran. Otak manusia juga menggunakan metode kerja dari kelima jalur informasi tersebut dalam memproses dan mengambil kembali berbagai informasi yang telah dipelajari. Individu umumnya mampu memvisualisasikan, berbicara dengan dirinya sendiri, merasakan (secara fisik atau emosional), membedakan berbagai rasa, membedakan berbagai aroma dan masih banyak lagi. Setiap individu memiliki preferensi yang berbeda saat memproses informasi dan menindaklanjuti hasil pemikirannya dalam bentuk tindakan atau eksperesi. Perbedaan ini dapat dengan jelas anda perhatikan salah satunya melalui bahasa sensorik (sensory language) yang digunakan, seperti; "Masalah itu terasa seperti beban yang sangat berat di pundak saya." (Kinesthetic) "Dapatkah anda membayangkan apa yang sedang saya bicarakan?" (Visual) "Hal tersebut terdengar tidak asing bagi saya." (Auditory) Ketika individu menyelaraskan bahasa sensorik yang digunakan dengan lawan bicaranya, individu tersebut segera mendapatkan komunikasi yang dipersepsikan lebih efektif daripada komunikasi normal. Hal ini bisa terjadi secara otomatis pada individu yang telah terbiasa bergaya persuasif ataupun vokal dalam mempengaruhi lawan bicara. Gerakan bola mata juga mengindikasikan mekanisme yang sedang terjadi di pikiran individu. Berikut gerakan bola mata dan proses internal yang terjadi di pikiran: Gerakan Bola Mata Proses Internal Atas kanan (Vc) Membayangkan suatu gambar Atas kiri (Vr) Mengingat suatu gambar Datar kanan (Ac) Membayangkan suatu suara Datar kiri (Ar) Mengingat suatu suara Bawah kanan (k) Merasakan suatu rasa Bawah kiri (Ad) Dialog internal  Presuposisi NLP memberikan seperangkat presuposisi bagi individu agar dapat berfungsi secara "normal". Individu tidak perlu meyakini setiap presuposisi ini, namun individu menjadi lebih efektif jika mengaplikasikannya seolah semua presuposisi berikut benar. • Tubuh dan pikiran terhubung satu sama lain Proses berpikir dapat mempengaruhi kondisi fisik. Demikian pula sebaliknya, kondisi fisik dapat mempengaruhi cara berpikir. • Peta bukanlah "area" sebenarnya Setiap individu memiliki model dunia di dalam pikirannya. Namun tidak satupun dari berbagai model tersebut yang benar-benar akurat dalam merepresentasikan area yang sebenarnya. • Peta dapat menjadi "area" Ketika individu benar-benar menyakini model dunia di pikirannya, segera model tersebut berubah menjadi kenyataan bagi dirinya. Berbagai sumber daya dan batasan yang ada pada model tersebut, segera menjadi nyata baginya. • Komunikasi dapat terjadi pada kondisi sadar dan kondisi bawah sadar Komunikasi sadar terjadi misalnya saat berbicara dengan lawan bicara, sementara komunikasi bawah sadar terjadi misalnya saat individu terbangun dari tidur dan segera mendapati jawaban atas masalah yang sedang dihadapi. • Komunikasi dapat dilakukan secara verbal dan non-verbal Bahkan sebenarnya komunikasi non-verbal lebih menentukan efektifitas suatu komunikasi dibandingkan komunikasi verbal. • Semua hal yang dilakukan individu memiliki maksud positif Setiap hal yang dilakukan memiliki sedikitnya satu nilai positif/kegunaan (walaupun di mata orang lain hal ini tidak selalu positif) • Tidak ada kegagalan, yang ada hanya umpan balik Setiap tindakan individu pasti mendatangkan hasil. Apakah hasilnya sesuai dengan harapannya atau tidak, tetap membawa pesan bagi individu tersebut. • Arti suatu komunikasi yang sebenarnya adalah respon yang didapatkan Hal ini berarti apa pun maksud yang ingin disampaikan, respon yang individu dapat menyiratkan arti sebenarnya dari komunikasi yang anda lakukan.  Empat Pilar Utama NLP NLP memiliki empat pilar utama. Adapun keempat pilar tersebut adalah: Hasil (Outcome) Sebelum memulai suatu komunikasi, terlebih dahulu individu perlu mengenali hasil akhir yang diinginkan. Pemahaman sepenuhnya atas hasil yang ingin didapatkan sangat membantu proses pencapaian. Ketika individu benar-benar memahami hasil akhir dari komunikasi yang dilakukan, maka dirinya dapat dengan mudah mengarahkan seluruh komunikasi ke hasil akhir tersebut. Selain itu, pemahaman individu atas hasil akhir juga membantu dalam mengidentifikasi efektifitas suatu komunikasi, apakah semakin mendekatkan atau menjauhkan dari hasil yang diinginkan. Rapport Rapport merupakan inti dari komunikasi yang efektif. Salah satu cara untuk membangun rapport adalah dengan mengikuti (pacing) lawan bicara, contohnya dengan menyamakan bahasa tubuh, laju nafas dan lainnya. Hal ini didasari karena setiap individu hanya menyukai individu yang serupa. Akuitas Sensorik (Sensory Acuity) Akuitas sensorik adalah kemampuan menggunakan panca indra untuk mengamati individu lain secara cermat tanpa asumsi ataupun penilaian tertentu sebelumnya sehingga individu dapat memberikan respon dengan rapport yang maksimal. Fleksibilitas (Flexibility) Guna mencapai hasil akhir yang diinginkan, individu membutuhkan fleksibilitas. Hal ini disebabkan karena kadang-kadang metode komunikasi yang digunakan tidak bekerja sesuai yang diharapkan. Sehingga, untuk tetap mencapai hasil akhir yang diinginkan, individu perlu mengganti strategi komunikasinya. Dengan memiliki fleksibilitas dalam berkomunikasi, kemungkinan mencapai hasil akhir semakin besar.  Bahasa Terdapat hubungan yang erat antara bahasa yang digunakan dengan cara individu berpikir (yang pada akhirnya mempengaruhi cara bertindak). Individu dapat memahami lebih lanjut mengenai individu lain (termasuk dirinya sendiri) jika individu benar-benar memahami bahasa yang digunakan, seperti bahasa sensorik ataupun metafora. Memberikan label kepada seseorang cenderung membuat individu bereaksi sesuai dengan label yang ia berikan. Ketika individu mengatakan seseorang sebagai pembohong, individu tersebut mendefinisikan individu lain dalam hubungannya dengan salah satu aspek dari perilakunya. .  Unsur dalam NLP Reframing adalah membuat sudut pandang baru atas suatu pengalaman. Individu dapat merubah cara berpikir mengenai suatu hal dengan mengubah bahasa yang digunakan. Mengganti penyebutan dari "masalah" menjadi "tantangan" adalah salah satu contohnya. Hal itu tidak akan merubah situasi, namun dapat merubah cara bersikap sehingga setelahnya merubah cara dalam berprilaku. Individu lebih mudah mendapatkan solusi ketika merubah posisinya, karena perubahan posisi dapat merubah persepsi. Ketika individu berada pada suatu konflik, usahakan agar dapat memposisikan diri pada individu lain, membayangkan jalan pikirannya berkenaan dengan masalah tersebut. Sehingga individu bersangkutan mendapatkan pemahaman baru. Individu pun dapat pula merubah posisinya pada berbagai macam kemungkinan lainnya. . Model atas suatu pengalaman yang dibuat oleh individu tidak sama dengan pengalaman yang sebenarnya. Kerancuan model pada akhirnya mengarah pada kerancuan cara bertindak. Guna mencegah hal tersebut, individu perlu mendapatkan model presisi (precision modelling). Model presisi memungkinan individu membentuk meta-model (meta = di atas, model atas model itu sendiri) sehingga individu mendapatkan model yang berbeda dari model yang sebelumnya. Hal ini memungkinkan individu untuk kemudian memilih model yang disukai di antara model yang tersedia. Pemodelan presisi mengidentifikasi berbagai cara bahasa dalam membatasi suatu pengalaman. Beberapa contoh dari pemodelan presisi dapat diberikan sebagai berikut: • Penghapusan (Deletions) Contoh: Saya tidak mengerti --- Apa yang secara spesifik tidak anda mengerti? • Universal quantifiers (selalu, semua, setiap dan lainnya) Contoh: Setiap orang membenci saya --- Setiap orang? Setiap orang di bumi? • Comparative deletions Contoh: Saya ingin menjadi seorang yang lebih baik --- Lebih baik dari apa? dan masih banyak lagi lainnya Juga penting bagi individu untuk benar-benar spesifik dalam menentukan tujuan. Gunakan kata-kata yang positif untuk menggambarkan secara spesifik berbagai hal yang diinginkan (dibandingkan dengan hal yang ingin dihindari). Metaprograms Metaprograms merupakan program yang telah ada (built-in) yang mempengaruhi setiap tindakan individu. Sedikitnya saat ini telah dapat diidentifikasi sebanyak 64 metaprogram dan tentunya masih banyak lagi yang belum teridentifikasi. Berikut disajikan beberapa contohnya: • Berpikir dahulu atau bertindak dahulu? • Menilai pencapaian menggunakan standar diri atau berdasarkan pujian atau hinaan orang lain? • Menginginkan semua hal untuk sama atau mudah terstimulasi oleh berbagai hal baru dan berbeda? • Termotivasi oleh hasil pencapaian atau berbagai risiko yang menga

• Defisini bakat dan kreativitas 1. Bakat/talenta Merupakan kemampuan individu utk melakukan sesuatu yg sedikit sekali bergantung pada latihan mengenai hal tsb (Notoatmodjo, 1997). Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir Bakat adalah suatu bentuk kemampuan khusus, yang memungkinkan seseorang memperoleh keuntungan dari hasil pelatihannya sampai satu tingkat lebih tinggi Bakat merupakan potensi dan bukan sesuatu yang sudah benar-benar nyata dengan jelas. Bakat lebih sebagai kemungkinan yang masih harus diwujudkan Bakat merupakan suatu karakteristik unik individu yang membuatnya mampu melakukan suatu aktivitas dan tugas secara mudah dan sukses Bakat merupakan suatu karakteristik unik individu yang membuatnya mampu melakukan suatu aktivitas dan tugas secara mudah dan sukses Untuk mengetahui bakat dengan cara memadukan antara pengalaman dan test bakat Kecerdasan dapat dilihat sebagai bakat yang memungkinkan seseorang menguasai kemampuan khusus Ketujuh jenis kecerdasan : Linguistik, Logis-matematis, Spasial, Musikal, Kinestetik-jasmani, Antar pribadi, dan Intrapribadi cara mengembangkan bakat, perlu keberanian, didukung latihan dan lingkungan yang mendukung serta mencoba mencari jalan keluar untuk mengatasi hambatan Faktor yg terkandung dlm bakat(Guilford): - Demensi perseptual - Dimensi psikomotor - Dimensi intelektual • Hubungan bakat dengan intelegensia Bakat: taraf kecerdasan individu yg bersifat khusus dlm bidang atau pekerjaan tertentu, sedangkan intelegensi adalah taraf kecerdasan yg bersifat umum. Bakat & intelegensi memiliki sifat yg mirip, dpt dipelajari & dilatih. Intelegensi merupakan kemampuan mental sebagai fungsi dasar, sedangkan bakat merupakan kemampuan mental yg sudah dipengaruhi pengalaman 2. Kreativitas Suatu kemampuan utk memecahkan masalah, yg memberikan individu menciptakan ide-ide asli/adaptif fungsi kegunaannya secara penuh utk berkembang (Widayatun, 1999) Beberapa pendapat para ahli tentang kreativitas. 1. Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta atau daya cipta. (K B B I) 2. Kreativitas adalah pengalaman mengekpresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain. (Clark Moustatis) 3. Kreativitas merupakan kemampuan untuk memberi gagasan baru yang menerapkannya dalam pemecahan masalah. (Conny R. Semiawan). 4. Kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang ,kecenderungan untuk mengekpresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme (Rogers). 5. Kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya: (1) Baru (novel): inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh, mengejutkan. (2) Berguna (useful): lebih enak , lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, memdidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik/ banyak. (3) Dapat dimengerti (understandable): hasil yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu. (David Cambell) Dari beberapa uraian definisi di atas dapat dikemukakan bahwa kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk cirri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Pengertian kreativitas menunjukkan ada tiga tekanan kemampuan yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan/ menjawab masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif (Utami Munandar: 1992) APAKAH KREATIVITAS ITU? Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta/berkreasi. Tidak ada satu pun pernyataan yang dapat diterima secara umum mengenai mengapa suatu kreasi timbul. Kreativitas sering dianggap terdiri dari 2 unsur, Pertama: Kefasihan yang ditunjukkan oleh kemampuan menghasilkan sejumlah besar gagasan pemecahan masalah secara lancar dan cepat. Kedua: Keluwesan yang pada umumnya mengacu pada kemampuan untuk menemukan gagasan yang berbeda-beda dan luar biasa untuk memecahkan suatu masalah. Istilah kreativitas digunakan untuk mengacu pada kemampuan individu yang mengandalkan keunikan dan kemahirannya untuk menghasilkan gagasan baru dan wawasan segar yang sangat bernilai bagi individu tersebut. Kreativitas dapat juga dianggap sebagai kemampuan untuk menjadi seorang pendengar yang baik, yang mendengarkan gagasan yang datang dari dunia luar dan dari dalam diri sendiri atau dari alam bawah sadar. Oleh karena itu, kreativitas lebih tepat didefinisikan sebagai suatu pengalaman untuk mengungkapkan dan mengaktualisasikan identitas individu seseorang secara terpadu dalam hubungan eratnya dengan diri sendiri, orang lain, dan alam. MENGAPA MANUSIA BERKREASI? Para ahli psikologi tidak sependapat mengenai kebutuhan dan motif dasar yang dimiliki manusia untuk berkreasi. Meskipun demikian, imbalan dan penghargaan nyata yang dapat diamati dapat diidentifikasikan sebagai motif manusia untuk berkreasi. Manusia yang menjadi lebih kreatif akan menjadi lebih terbuka pikirannya terhadap gagasannya sendiri maupun gagasan orang lain. Sekalipun beberapa pengamat yang memiliki rasa humor merasa bahwa kebutuhan manusia untuk menciptakan berasal dari keinginan untuk “hidup diluar kemampuan mereka”, namun penelitian mengungkapkan bahwa manusia berkreasi adalah karena adanya kebutuhan dasar, seperti: keamanan, cinta, dan penghargaan. Mereka juga termotivasi untuk berkreasi oleh lingkungannya dan manfaat dari berkreasi seperti hidup yang lebih menyenangkan, kepercayaan diri yang lebih besar, kegembiraan hidup, dan kemungkinan untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka. HAMBATAN UNTUK MENJADI LEBIH KREATIF Kebiasaan: Kebiasaan adalah reaksi dan respons yang telah kita pelajari untuk bertindak secara otomatis tanpa berpikir atau mengambil keputusan terlebih dahulu. Biasanya sulit dan tidak enak mengubah suatu kebiasaan, apakah kebiasaan itu baik atau buruk. Waktu: Kesibukan merupakan salah satu alasan orang untuk tidak menjadi kreatif. Di lain pihak, ada orang yang mempunyai waktu untuk menjadi lebih kreatif dengan mencari waktu dari 24 jam yang sama yang tersedia bagi setiap orang. Dibanjiri Masalah: Sebagian dari kita merasa bahwa kita berhadapan dengan begitu banyak masalah yang penting dimana kita tidak mempunyai cukup waktu dan tenaga untuk mengatasi beberapa masalah secara kreatif. Kita lalu mengabaikan semua masalah dan tidak mau mengolahnya dengan otak kita. Tidak Ada Masalah: Kita adalah makhluk pemecah masalah yang terus-menerus menghadapi dan memecahkan sejumlah masalah. Jika masalah kita dipecahkan secara otomatis atau menurut kebiasaan, maka kita tidak akan pernah mengenal masalah tersebut dan kita merasa bahwa kita tidak akan pernah mempunyai masalah. Takut Gagal: Kegagalan dapat berbentuk pengasingan, kritik, kehilangan waktu, kehilangan pendapatan, atau kecelakaan. Akan tetapi, lebih baik gagal daripada tidak pernah mencoba sama sekali. Kebutuhan akan Sebuah Jawaban Sekarang: Manusia tidak mau mengalami kesulitan karena tidak memilik suatu jawaban langsung. Ketika suatu masalah dikemukakan, kita secara langsung memberikan sebuah pemecahan. Hanya jika pemecahan pertama tidak berjalan, barulah kita mau mencoba cara yang lain. Kegiatan Mental yang Sulit Diarahkan: Banyak diantara kita menemukan kenyataan bahwa mengerahkan tenaga fisik jauh lebih mudah dibandingkan dengan mengerahkan tenaga mental. Kita biasanya melaksanaan pekerjaan kita selama periode waktu yang cukup lama dengan hanya sedikit berpikir. Takut Bersenang-senang: Bagian proses pemecahan masalah secara kreatif mencakup kegiatan-kegiatan yang bersifat santai seolah-olah main-main, tetapi dipikirkan dan dipertimbangkan secara serius. Barangkali ketidaksempatan kita untuk bersantai pada waktu memecahkan masalah ada kaitannya dengan besarnya masalah yang kita hadapi atau adanya perasaan tidak aman yang kita rasakan bila menghadapi suatu masalah. Kritik Orang Lain: Secara tak sengaja kreativitas sering terhambat oleh kritik-kritik orang lain. Bila suatu gagasan baru diperkenalkan, kebanyakan gagasan tersebut sering dipatahkan dan diobrak-abrik orang lain. Memang kadangkala hal tersebut penting untuk membantu orang supaya tetap berpijak pada kenyataan, namun seharusnya kritik-kritik tersebut dapat menjadi pendorong bagi perbaikan kreativitas Anda sendiri. Unsur-unsur yang terdapat dalam kreativitas : a. Pengetahuan b. Imajinasi c. evaluasi Cara-cara untuk memancing kreativitas : a. Menguasai teori problem solving b. Memancing agar seseorang menjadi ingin tahu c. Introspeksi diri d. Tanggung jawab • Jenis tes bakat Tes Bakat Skolastik (TBS) adalah sebuah tes yang bertujuan untuk mengetahui bakat dan kemampuan seseorang di bidang keilmuan. Tes ini juga dapat mencerminkan tingkat kecerdasan intelektual (IQ) seseorang. Tes bakat skolastik ini sebenarnya adalah adopsi dari tes SAT (Scholastic Aptitude Test) yang sudah menjadi standar ujian masuk Perguruan Tinggi di Amerika dan dunia. Di Indonesia, tes ini telah menjadi salah satu tes standar ujian masuk Perguruan Tinggi maupun tes penyaringan untuk keperluan lainnya. Adapun, Tes bakat skolastik ini umumnya memiliki empat jenis soal. Yaitu, tes verbal atau bahasa, tes numerik atau angka, tes logika, dan tes spasial atau gambar. Tes bahasa berfungsi untuk mengukur kemampuan seseorang di bidang kata dan bahasa. Tes ini meliputi tes sinonim (persamaan kata), tes antonim (lawan kata), tes padanan hubungan kata, dan tes pengelompokan kata. Tes angka berfungsi mengukur kemampuan seseorang di bidang angka, dalam rangka berpikir terstruktur dan logis matematis. Tes ini meliputi tes aritmetik (hitungan), tes seri angka, tes seri huruf, tes logika angka dan tes angka dalam cerita. Tes logika berfungsi mengukur kemampuan seseorang dalam penalaran dan pemecahan persoalan secara logis atau masuk akal. Tes logika ini meliputi tes logika umum, tes analisa pernyataan dan kesimpulan (silogisme), tes logika cerita dan tes logika diagram. Sedangkan tes spasial atau tes gambar, berfungsi mengukur daya logika (imajinasi) ruang yang dimiliki seseorang. Tes ini terdiri dari tes padanan hubungan gambar, tes seri gambar, tes pengelompokan gambar, tes bayangan gambar dan tes identifikasi gambar. E. Ciri-ciri Kreativitas Setelah kita mengetahui tahap-tahap bagaimana kreativitas tercipta, berikutnya kami akan uraikan bagaimana ciri-ciri orang yang kreatif itu. Menurut David Cambell ciri-ciri kreativitas ada tiga kategori: 1. Ciri-ciri pokok: kunci untuk melahirkan ide, gagasan, ilham, pemecahan, cara baru, penemuan. 2. Ciri-ciri yang memungkinkan: yang membuat mampu mempertahankan ide-ide kreatif, sekali sudah ditemuka tetap hidup. 3. Ciri-ciri sampingan: tidak langsung berhubungan dengan penciptaan atau menjaga agar ide-ide yang sudah ditemukan tetap hidup, tetapi kerap mempegaruhi perilaku orang-orang kreatif. Ciri-ciri Kreativitas Ciri-ciri Pokok Ciri-ciriyang Memungkinkan Ciri-ciri Sampingan 1. Brpikir dari segala arah( convergent thingking) 2. Berpikir ke segala arah (divergent thingking) 3. Fleksibilitas koseptual (kemampuan secara spontan mengganti cara memandang,pendekatan, kerja yang tak jalan. 4. Orisinalitas (kemampuan menelorkan ide yang asli bahkan mengejutkan) 5. Lebih menyukai kompleksitas daripada simplisitas 6. Latar belakang hidup yang merangsang (hidup dalam lingkungan yang dapat menjadi contoh) 7. Kecakapan dalam banyak hal (multiple skills) 1. Kemampuan untuk bekerja keras. 2. Berpikir mandiri 3. Pantang menyerah 4. Mampu berkomunikasi dengan baik 5. Lebih tertarik pada konsep daripada detail (segi-segi kecil) 6. Keinginan tahu intelektual. 7. Kaya humor dan fantasi 8. Tidak segera menolak ide atau gagasan baru 9. Arah hidup yang mantap 1. Tidak mengambil pusing apa yang dipikirkan orang lain. 2. kekacauan psikologis Reni Akbar Hawadi dalam bukunya Keberbakatan Intelektual menyebutkan ciri-ciri kreativitas sebagai berikut: 1. Memiliki rasa ingin tahu yang mendalam 2. Sering mengajukan pertanyaan yang berbobot 3. Memberikan banyak gagasan, usul-usul terhadap suatu masalah 4. Mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu 5. Mempunyai/ menghargai rasa keindahan 6. Menonjol dalam satu atau lebih bidang studi 7. Dapat mencari pemecahan masalah dari berbagai segi 8. Mempunyai rasa humor 9. Mempunyai daya imajinasi (misalnya memikirkan hal-hal yang baru dan tidak biasa) 10. Mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda dengan orang lain (orisinil) 11. Kelancaran dalam menghasilkan bermacam-macam gagasan 12. mampu menghadapi masalah dari berbagai sudut pandangan F. Kiat-kiat menjadi Kreatif Kreativitas bisa dilakukan oleh siapa saja yang mau. Menurut Colin Rose & Malcolm J. Nichol (2002: 275) dalam bukunya Accelerated Learning, “ Menjadi kreatif tidak hanya berpangku tangan menunggu kilatan ilham. Kreativitas menuntut banyak usaha keras dan mensyaratkan persiapan matang.” Terlebih sekarang banyak sekali orang yang menulis cara-cara untuk menjadi kreatif, baik dalam bentuk literature, permainnan, peta pemikiran, dll. Oleh karena itu, pengembangan kreativitas dilakukan sejak usia dini, tinjauan dan penelitian-penelitian tentang proses kreativitas, kondisi-kondisinya serta cara-cara yang dapat memupuk, merangsang, dan mengembangkannya menjadi sangat penting. Beberapa alasan mengapa kreativitas perlu dipupuk sejak dini: a. Dengan berkreasi orang dapat mewujudkan (mengkatualisasikan) dirinya, dan perwujudan/ aktualitas diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia (Maslow,1967). Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya. b. Kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini kurang mendapat perhatian dalam pendidikan (Guilford,1967) c. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat (bagi diri pribadi dan bagi lingkungan) tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu. d. Kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Kiat-kiat untuk Memperoleh Teknik-teknik Kreativitas menurut Bobbi De Porter & Mike Hernacki (2001: 321) dalam bukunya Quantum Learning adalah sebagai berikut: Ingatlah sukses-sukses Anda di masa lalu. Jika Anda pernah berhasil (dan setiap manusia pasti pernah mengalami suatu waktu dalam hidupnya), Anda tahu tahu bahwa akan mampu melakukannya lagi. berhasil melakukan sesuatu dalam hidupnya Yakinlah ini dapat menjadi hari terobosan. Jalani hari Anda dengan keyakinan bahwa sesuatu dapat terjadi untuk mengubah segalanya. Dengan cara itu, jika sesuatu benar-benar muncul, maka Anda akan siap menerimanya. Latihlah kreativitas Anda dengan permainan mental. Otak Anda, seperti bagian tubuh lain Anda, berfungsi lebih lancar jika selalu dijaga dalam keadaan prima. Inilah beberapa saran untuk melakukannya: • Pikirkanlah penggunaan kembali barang-barang lama! • Lihatlah kejadian sehari-hari, dan susunan uraian kisah tentang peristiwa-peristiwa yang memunculkannya! • Isilah teka-teki silang dan permainan-permainan kata lainnya! • Temukan peribahasa-peribahasa yang dapat Anda gunakan untuk menjelaskan sesuatu kepada seseorang! • Pikirkanlah berbagai cara untuk mengatakan hal yang sama! • Tontonlah acara televise dengan mematikan suaranya, dan cobalah memperkirakan apa yang dikatakan orang dalam acara itu! Anda juga dapat mencoba salah satu dari banyak permainan mental yang ada di toko-toko buku. Ingat bahwa kegagalan membawa keberhasilan. Banyak ilmuwan termasyur dunia bergelut dalam solusi=solusi gagal yang tak terhitung jumlahnya sebelum menemukan satu yang berhasil. Beranilah untuk mengam,bil risiko salah agar mencapai keberhasilan. Raihlah impian dan fantasi Anda. Sering kali mimpi dan fantasi merupakan hasil dari pikiran bawah sadar Anda yang bekerja untuk mendapatkan solusi suatu masalah. Berikan nilai untuk hal-hal tersebut, walaupun semua itu tampak tidak berhubungan karena gagasan-gagasan aneh dapat memunculkan solusi inovatif dan revolusioner. Biarkan kesenangan memasuki kehidupan Anda. Bermainlah! Ini membuat sifat anak-anak dalam diri Anda muncul dan memberikan wawasan segar. Anda pun akan menjadi lebih kreatif jika kehidupan Anda seimbang antara bekerja dan bermain. Kumpulkan pengetahuan dari tempat lain. Ketika bekerja dengan situasi yang menantang, lihatlah tempat-tempat lain dalam kehidupan Anda dan cobalah untuk melihat kesamaan-kesamaannya. Mungkin sesuatu yang berhasil untuk suatu jenis masalah dapat digunakan untuk masalah yang sedang Anda hadapi saat ini. Pandanglah situasi dari semua sisi. Bayangkan diri Anda secara fisik berada di bawah sedang menatap ke atas, dari atas melihat ke bawah, dari belakang melihat ke depan, dari dalam melihat ke luar, dan dari sudut pandang semua pihak yang terlibat. Hal ini membuat Anda mampu melihat situasi tersebut dari jendela-jendela baru dan dapat memberikan wawasan yang Anda butuhkan untuk pemecahan masalah secara kreatif. Bersihkan pikiran Anda dari asumsi-asumsi. Asumsi dapat menyembunyikan solusi. Pikiran yang dibiarkan mengikuti aliran alamiahnya dapat menciptakan hal-hal baru yang menakjubkan Ubahlah posisi Anda sesering mungkin. Jika anda duduk di belakang meja Anda, pergilah ke luar dan berbaringlah di atas rumput. Atau, jika Anda berada dalam ruang konferensi di kantor, bertukartempatlah dengan orang lain atau berdirilah. Mungubah posisi Anda berarti mengubah pandangan Anda terhadap berbagai hal, dan perubahan posisi mungkin akan menghasilkan perubahan sikap mental.